RIWAYAT HIDUP PENULIS
“Bermodal Mimpi”
Muchamad Tohir yang akrab dipanggil Tohir merupakan anak ke 4 dari 5
bersaudara . Lahir di Jakarta pada tanggal 25 Maret 1994. Lahir dari rahim
seorang Ibu yang bernama Juleha dan beranjak tumbuh dari kasih sayang seorang
Bapak yang bernama Rohadi. Terlahir dari lingkungan keluarga sederhana yang
sang Bapak bekerja sebagai cleaning service di RS. Pelabuhan Jakarta dan ibu
adalah seorang ibu rumah tangga tak lantas membuat diri ini putus akan berjuta
harapan. Tahun 2000 saya bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Tugu Utara 12
Petang. Lulus tahun 2006 dan meraih predikat sebagai siswa berprestasi. Saat
itulah saya pertama kalinya mendapatkan piala bidang akademis. Rasa syukur tak
henti – hentinya saya panjatkan kepada Allah SWT dan terimakasih kepada semua
orang yang telah menyayangi saya.
Melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 114 Jakarta. Merasakan semangatnya di Masa Orientasi Siswa untuk
pertama kalinya. Sebuah pengalaman yang menyenangkan dan sulit untuk dilupakan.
3 tahun belajar di SMP membawa keluarga baru dalam hidup saya. Teman – teman
dan sahabat – sahabat yang sangat menyayangi saya, saling tolong – menolong
dalam kesulitan dan menghibur kegalauan hati dengan rasa tulus dan ikhlas. Biru
putih yang menjadi saksi itu semua.
2009 adalah tahun perjuangan untuk saya. Di
tahun ini saya sempat berada di kondisi yang tidak pernah saya harapkan. Saya
hampir tidak dapat melanjutkan sekolah. Maklum, saat itu pendidikan di jenjang
SMA sederajat masih belum gratis. Semua masih bayar. Dengan bermodal mimpi dan
semangat untuk mengubah nasib serta berdoa kepada Allah SWT saya mendaftafkan
diri ke sebuah sekolah dekat rumah saya. Saya berpikir saat itu, sekolah dimana
sajalah yang penting bisa melanjutkan. Pilihlah sekolah yang dekat supaya ada
uang atau tidak ada uang bisa sekolah walau harus berjalan kaki tak apa itu
perjuangan untuk saya. SMA Negeri 52 Jakarta, SMA Negeri unggulan nomor 2 di
Jakarta Utara setelah SMA Negeri 13 Jakarta. Kurang lebih sepekan menunggu,
pengumuman tiba. Saya diterima di SMA Negeri 52 Jakarta dengan peringkat 60.
Alhamdulillah saya ucapkan atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Namun
saya harus membayar uang Rp. 3.000.000,- untuk Iuran Peserta Didik Baru (IPDB)
dan Rp. 280.000,-/bulan untuk Iuran Rutin Bulanan (IRB). Lantas saya
memberitahukan sejumlah uang yang harus dibayar untuk biaya sekolah saya selama
3 tahun. Hati saya hancur sehancur – hancurnya, kepala saya bagaikan kejatuhan
meteor yang jatuh dari jagat raya ketika Bapak saya mengungkapkan “Bapak tidak
sanggup hir ! Tohir tahu sendiri gaji Bapak berapa, belum bayar kontrakan,
bayar listik dan air, kemudian untuk makan sehari – hari”.
Dengan gaji Bapak saya yang hanya seorang
buruh harian lepas, yaitu seorang cleaning service Rumah Sakit memang belum
bisa membiayai sekolah saya sepenuhnya. Saya tetap bersekolah, berangkat pagi –
pagi dengan berjalan kaki. Menembus jalan kecil di sebuah garasi konteiner
untuk mendapatkan jalan pintas yang lebih dekat untuk ke sekolah melewati
kuburan umat kristen setiap hari saya lakukan. 4 bulan saya menunggak uang
bulanan sekolah, uang Iuran Peserta Didik Baru pun belum terbayar sepersen pun.
Kemudian Bapak saya datang kesekolah untuk berkomunikasi meminta keringanan
biaya sekolah. Alhamdulillah Bapak saya mendapatkannya setelah 3 hari bolak –
balik ke sekolah menggunakan sepeda kesayangannya untuk mengurus persyaratan
yang diberikan oleh sekolah, salah satu yang terpenting adalah Surat Keterangan
Tidak Mampu. Setelah selesai Bapak saya dan Kepala Sekolah Drs. Syafruddin
Yusuf, M.Pd menandatangani surat pernyataan bahwa saya hanya membayar uang IPDB
sebesar Rp. 1.500.000,- dan uang IRB sebesar Rp. 150.000,-/bulan.
Terimakasih kepada SMA Negeri 52 Jakarta.
Mendapatkan keringanan biaya sekolah merupakan anugerah yang luar biasa dalam
hidup saya. Itu semua tak lantas membuat saya lesu dalam bersekolah. Saya harus
berusaha membalas kebaikan sekolah dengan memberikan dedikasi dan kontribusi
positif yang ada pada diri saya. Saya melakukanya dengan setulus hati dan
maksimal. Dengan prestasi baik akademis maupun non – akasemis. Kelas X SMA saya memberanikan diri untuk ikut seleksi
Kepengurusan OSIS periode 2009 – 2010. Akhirnya saya dapat masuk kepengurusan
dan menjadi Sie. Band. Setahun belajar dikelas X, kemudian naik ke kelas XI dan
ternyata saya masuk kelas bidang IPA. Di kelas XI saya harus berprestasi lagi.
Alhamdulillah prestasi – prestasi pernah saya raih di kelas XI, diantaranya
juara 2 lomba cerdas cermat UUD 1945 dan TAP MPR se – Jakarta Utara, Ketua OSIS
SMA Negeri 52 Jakarta periode 2010 – 2011, Remaja Ceria Jakarta Utara 2010,
Abang Buku Jakarta Utara 2010 dan Finalis Abang Buku DKI Jakarta 2010, dan di
kelas XII saya menjadi juara 1 lomba karya tulis ilmiah tentang remaja peduli
lingkungan se – Jakarta Utara.
Kini saya telah lulus SMA dan meraih
predikat sebagai siswa berprestasi dalam bidang non – akademis. Sekarang saya
sedang mengejar mimpi saya untuk menjadi seorang anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, menjadi bagian bagi perubahan bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang lebih baik lagi. Semoga riwayat hidup saya ini dapat
memotivasi dan menginspirasi semua anak – anak bangsa untuk terus bermimpi dan
mewujudkan mimpi tersebut walau terdapat sebuah keterbatasan. Semangat Anak
Indonesia!.
The TOTO set off metal detectors in Canada?
BalasHapusSo, it was a blast. We asked titanium price per ounce all of you titanium properties to how to get titanium white octane keep your head covered. 2020 ford edge titanium for sale Now we are head titanium tennis racket now the head of TOTO, the international sports
l393g4dqzex961 male sex dolls,adult sex toys,prostate massagers,cheap sex toys,vibrators,dog dildo,dog dildos,women sex toys,wholesale sex doll m454c1gjyrh027
BalasHapus