Selasa, 21 Agustus 2012

MUCHAMAD TOHIR

RIWAYAT HIDUP PENULIS
“Bermodal Mimpi”
            Muchamad Tohir yang akrab dipanggil Tohir merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara . Lahir di Jakarta pada tanggal 25 Maret 1994. Lahir dari rahim seorang Ibu yang bernama Juleha dan beranjak tumbuh dari kasih sayang seorang Bapak yang bernama Rohadi. Terlahir dari lingkungan keluarga sederhana yang sang Bapak bekerja sebagai cleaning service di RS. Pelabuhan Jakarta dan ibu adalah seorang ibu rumah tangga tak lantas membuat diri ini putus akan berjuta harapan. Tahun 2000 saya bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Tugu Utara 12 Petang. Lulus tahun 2006 dan meraih predikat sebagai siswa berprestasi. Saat itulah saya pertama kalinya mendapatkan piala bidang akademis. Rasa syukur tak henti – hentinya saya panjatkan kepada Allah SWT dan terimakasih kepada semua orang yang telah menyayangi saya.
Melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 114 Jakarta. Merasakan semangatnya di Masa Orientasi Siswa untuk pertama kalinya. Sebuah pengalaman yang menyenangkan dan sulit untuk dilupakan. 3 tahun belajar di SMP membawa keluarga baru dalam hidup saya. Teman – teman dan sahabat – sahabat yang sangat menyayangi saya, saling tolong – menolong dalam kesulitan dan menghibur kegalauan hati dengan rasa tulus dan ikhlas. Biru putih yang menjadi saksi itu semua.
2009 adalah tahun perjuangan untuk saya. Di tahun ini saya sempat berada di kondisi yang tidak pernah saya harapkan. Saya hampir tidak dapat melanjutkan sekolah. Maklum, saat itu pendidikan di jenjang SMA sederajat masih belum gratis. Semua masih bayar. Dengan bermodal mimpi dan semangat untuk mengubah nasib serta berdoa kepada Allah SWT saya mendaftafkan diri ke sebuah sekolah dekat rumah saya. Saya berpikir saat itu, sekolah dimana sajalah yang penting bisa melanjutkan. Pilihlah sekolah yang dekat supaya ada uang atau tidak ada uang bisa sekolah walau harus berjalan kaki tak apa itu perjuangan untuk saya. SMA Negeri 52 Jakarta, SMA Negeri unggulan nomor 2 di Jakarta Utara setelah SMA Negeri 13 Jakarta. Kurang lebih sepekan menunggu, pengumuman tiba. Saya diterima di SMA Negeri 52 Jakarta dengan peringkat 60. Alhamdulillah saya ucapkan atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Namun saya harus membayar uang Rp. 3.000.000,- untuk Iuran Peserta Didik Baru (IPDB) dan Rp. 280.000,-/bulan untuk Iuran Rutin Bulanan (IRB). Lantas saya memberitahukan sejumlah uang yang harus dibayar untuk biaya sekolah saya selama 3 tahun. Hati saya hancur sehancur – hancurnya, kepala saya bagaikan kejatuhan meteor yang jatuh dari jagat raya ketika Bapak saya mengungkapkan “Bapak tidak sanggup hir ! Tohir tahu sendiri gaji Bapak berapa, belum bayar kontrakan, bayar listik dan air, kemudian untuk makan sehari – hari”.
Dengan gaji Bapak saya yang hanya seorang buruh harian lepas, yaitu seorang cleaning service Rumah Sakit memang belum bisa membiayai sekolah saya sepenuhnya. Saya tetap bersekolah, berangkat pagi – pagi dengan berjalan kaki. Menembus jalan kecil di sebuah garasi konteiner untuk mendapatkan jalan pintas yang lebih dekat untuk ke sekolah melewati kuburan umat kristen setiap hari saya lakukan. 4 bulan saya menunggak uang bulanan sekolah, uang Iuran Peserta Didik Baru pun belum terbayar sepersen pun. Kemudian Bapak saya datang kesekolah untuk berkomunikasi meminta keringanan biaya sekolah. Alhamdulillah Bapak saya mendapatkannya setelah 3 hari bolak – balik ke sekolah menggunakan sepeda kesayangannya untuk mengurus persyaratan yang diberikan oleh sekolah, salah satu yang terpenting adalah Surat Keterangan Tidak Mampu. Setelah selesai Bapak saya dan Kepala Sekolah Drs. Syafruddin Yusuf, M.Pd menandatangani surat pernyataan bahwa saya hanya membayar uang IPDB sebesar Rp. 1.500.000,- dan uang IRB sebesar Rp. 150.000,-/bulan.
Terimakasih kepada SMA Negeri 52 Jakarta. Mendapatkan keringanan biaya sekolah merupakan anugerah yang luar biasa dalam hidup saya. Itu semua tak lantas membuat saya lesu dalam bersekolah. Saya harus berusaha membalas kebaikan sekolah dengan memberikan dedikasi dan kontribusi positif yang ada pada diri saya. Saya melakukanya dengan setulus hati dan maksimal. Dengan prestasi baik akademis maupun non – akasemis. Kelas X  SMA saya memberanikan diri untuk ikut seleksi Kepengurusan OSIS periode 2009 – 2010. Akhirnya saya dapat masuk kepengurusan dan menjadi Sie. Band. Setahun belajar dikelas X, kemudian naik ke kelas XI dan ternyata saya masuk kelas bidang IPA. Di kelas XI saya harus berprestasi lagi. Alhamdulillah prestasi – prestasi pernah saya raih di kelas XI, diantaranya juara 2 lomba cerdas cermat UUD 1945 dan TAP MPR se – Jakarta Utara, Ketua OSIS SMA Negeri 52 Jakarta periode 2010 – 2011, Remaja Ceria Jakarta Utara 2010, Abang Buku Jakarta Utara 2010 dan Finalis Abang Buku DKI Jakarta 2010, dan di kelas XII saya menjadi juara 1 lomba karya tulis ilmiah tentang remaja peduli lingkungan se – Jakarta Utara.
Kini saya telah lulus SMA dan meraih predikat sebagai siswa berprestasi dalam bidang non – akademis. Sekarang saya sedang mengejar mimpi saya untuk menjadi seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, menjadi bagian bagi perubahan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi. Semoga riwayat hidup saya ini dapat memotivasi dan menginspirasi semua anak – anak bangsa untuk terus bermimpi dan mewujudkan mimpi tersebut walau terdapat sebuah keterbatasan. Semangat Anak Indonesia!.

2 komentar: